Senin, 28 Juli 2014

Pengalaman mistis naik gunung Slamet

Pengalaman mistis naik gunung Slamet
Samarantu , Gunung Slamet

     Gunung Slamet adalah gunung tertinggi dan terbesar di Jawa Tengah, dengan ketinggian 3428 mdpl,dan gunung tertinggi kedua di Jawa setelah semeru. Waktu itu kami bertiga melewati jalur dari bambangan, Desa kutabawa, kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga, yang merupakan jalur resmi pendakian menuju Slamet. Selain jalur Baturaden (Purwokerto), jalur kaliwadas ( Brebes ), jalur Guci (Tegal), jalur Dukuh liwung ( Tegal ), jalur gajah Nguling ( Pemalang ). Nah kami menuju Base camp kepunyaan pak Muhaeri yang juga Kepala dusun Bambangan. Memulai pendakian mesti lewat jalur aspal dahulu kira - kira 15 menit baru sampai di Gapura pendakian .Yah kebanyakan para pendaki telah mengetahui keadaan gunung slamet dan jalurnya.
     Kali ini bukan mau bercerita tentang gunung Slamet secara gamblang, hanya hendak membagi pengalaman ketika kami di Slamet. Waktu itu setelah melewati pos demi pos akhirnya menjelang malam tiba sampailah kami di Pos 4 yang bernama Samarantu. Disana terdapat pohon besar berdiri ditengah jalan. Kami berinisiatif untuk beristirahat disana sampai pagi guna melanjutkan pendakian. Maka tenda kami dirikan dengan suka cita. Setelah berdiri tenda, di lanjutkan dengan membuat minuman panas untuk pengiring tidur nanti. Tentu dengan cara aman kita membuat apinya, yakni denngan kompor Parafin .
     Setelah itu karena sudah terlampau lelah kami beranjak tidur didalam tenda, dengan masing masing memakai Sleeping bag terasa hangat dan tidurlah kami ditengah rimba gunung Slamet. Dan hanya kami bertiga tanpa ada siapapun juga atau teman pendaki lain karena hari pendakian kita memang bukan pas sabtu yang biasanya ramai dengan para pendaki. Setelah terasa cukup dan kupikir hari sudah pagi, dan aku merasa harus kencing, maka aku keluar tenda untuk mencari tempat pas buat buang air kecil. Terasa lega sudah dan baru sadar kalau hari masih malam. Sialan...segera aku hendak kembali ke dalam tenda yang mana dua temanku Masih terlelap dalam mimpi capai..he he he.. nyusul ah, pikirku.
     Ketika aku membuka tabir tnda didalam yang seharusnya ada 2 teman ku ternyata menjadi ada 3. Lho siapa..? Pikirku.. mendadak rasa takut menyeruak karena hari masih gelap malam. Tanpa main selidik aku keluar lagi dan membuat api unggun di depan tenda. Maklum udara terasa dingin sekali. Sambil aku berpikir: Siapa tadi didalam yang memakai sleeping Bag ku..?? seharusnya hanya ada 2 di dalam tenda karena kami mendaki juga hanya bertiga, sementara aku tadi keluar tenda untuk buang air kecil.
     Tak terasa hawa hangat api unggun membuatku sedikit melupakan kejadian tadi, smbil minum teh panas dan mengisap rokokku, tak kuupedulikan lagi keadaan seram yang terjadi tadi. Perlahan kumandang adzan Subuh terdengar dari perkampungan Bambangan di kaki Slamet, menandakan hari telah pagi. Aku segera membereskan perlengkapan api unggunku dan segera hendak masuk tenda lagi walaupun masih deg - degan, terpikir kejadian semalam.  Begitu aku membuka tenda, kedua temanku masih terlelap tidur dan hanya berdua tak lagi bertiga seperti tadi malam. Masya Allah! ... Siapa tadi malam..??? Akhirnya kubangunkan kedua kawanku guna persiapan pendakian selanjutnya yang kurasa masih jauh dan harus melewati pos demi pos lagi.
     Sengaja kejadian malam Tadi tak kuceritakan kepada 2 temanku, takutnya mereka juga ngeri dan memutuskan tak jadi menuju puncak Slamet. Setelah beres peralatan kami masuk Bag Packing, kami lanjutkan perjalanan kami menuju puncak slamet yang teramat lestari dengan hutan dan pohon yang masih hijau dan alami. Singkatnya setelah melampaui puncak Slamet dan tanpa gangguan berarti, kami segera turun menuju Bambangan lagi, karena sudah rindu nasi. Walau pun ditengah jalan menuju turun hujan badai terus menderu, perlahan akhirnya kami sampai juga diBase Camp Bambangan dengan selamat.
     Akhirnya sesampai Di Base Camp smbil makan aku bercerita tentang kejadian semalam ke Pak Muhaeri dan 2 temanku. Mereka kaget, tetapi tidak bagi pak Muhaeri, beliau hanya bilang bahwa pos 3 Samarantu jarang dipakai untuk bermalam tidur, kalau hanya membuat api uggun atau minum air panas biasa ( apa karena tak keberuntungan ku saja ya? ), Karena Samarantu di ambil dari kata Samar : tak kelihatan atau samar -samar dan Antu yaitu hantu. yang arti globalnya adalah hantu yang hampir tak kelihatan ..!!! astaga!.. Sambil setengah bercanda pakk Muhaeri bilang: untung lah tak ada kejadian apa - apa lagi waktu itu, soalnya hantu nya tidur..
     Coba kalau bngun..wah..ada - ada saja pak Muhaeri ini. Setelah kejadian itu, tak menyurutkan niatku dan kami untuk kembali ke Slamet dan gunung - gunung lain. Pada dasarnya kami tak memperdulikan itu, hanya alam yang kami kagumi dan kami takuti jika rusak dan punah. Semoga hantu di Samarantu gunung Slamet turut menjaga hutan Slamet ya, demi mereka dan kita manusia beradab dan ber Tuhan.Terima Kasih buat Pak Muhaeri dan Ibu yang telah menerima kami di Base camp Bambangan dengan segala keramahan khas penduduk kaki gunung Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar