Senin, 28 Juli 2014

Pengalaman mistis naik gunung Slamet

Pengalaman mistis naik gunung Slamet
Samarantu , Gunung Slamet

     Gunung Slamet adalah gunung tertinggi dan terbesar di Jawa Tengah, dengan ketinggian 3428 mdpl,dan gunung tertinggi kedua di Jawa setelah semeru. Waktu itu kami bertiga melewati jalur dari bambangan, Desa kutabawa, kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga, yang merupakan jalur resmi pendakian menuju Slamet. Selain jalur Baturaden (Purwokerto), jalur kaliwadas ( Brebes ), jalur Guci (Tegal), jalur Dukuh liwung ( Tegal ), jalur gajah Nguling ( Pemalang ). Nah kami menuju Base camp kepunyaan pak Muhaeri yang juga Kepala dusun Bambangan. Memulai pendakian mesti lewat jalur aspal dahulu kira - kira 15 menit baru sampai di Gapura pendakian .Yah kebanyakan para pendaki telah mengetahui keadaan gunung slamet dan jalurnya.
     Kali ini bukan mau bercerita tentang gunung Slamet secara gamblang, hanya hendak membagi pengalaman ketika kami di Slamet. Waktu itu setelah melewati pos demi pos akhirnya menjelang malam tiba sampailah kami di Pos 4 yang bernama Samarantu. Disana terdapat pohon besar berdiri ditengah jalan. Kami berinisiatif untuk beristirahat disana sampai pagi guna melanjutkan pendakian. Maka tenda kami dirikan dengan suka cita. Setelah berdiri tenda, di lanjutkan dengan membuat minuman panas untuk pengiring tidur nanti. Tentu dengan cara aman kita membuat apinya, yakni denngan kompor Parafin .
     Setelah itu karena sudah terlampau lelah kami beranjak tidur didalam tenda, dengan masing masing memakai Sleeping bag terasa hangat dan tidurlah kami ditengah rimba gunung Slamet. Dan hanya kami bertiga tanpa ada siapapun juga atau teman pendaki lain karena hari pendakian kita memang bukan pas sabtu yang biasanya ramai dengan para pendaki. Setelah terasa cukup dan kupikir hari sudah pagi, dan aku merasa harus kencing, maka aku keluar tenda untuk mencari tempat pas buat buang air kecil. Terasa lega sudah dan baru sadar kalau hari masih malam. Sialan...segera aku hendak kembali ke dalam tenda yang mana dua temanku Masih terlelap dalam mimpi capai..he he he.. nyusul ah, pikirku.
     Ketika aku membuka tabir tnda didalam yang seharusnya ada 2 teman ku ternyata menjadi ada 3. Lho siapa..? Pikirku.. mendadak rasa takut menyeruak karena hari masih gelap malam. Tanpa main selidik aku keluar lagi dan membuat api unggun di depan tenda. Maklum udara terasa dingin sekali. Sambil aku berpikir: Siapa tadi didalam yang memakai sleeping Bag ku..?? seharusnya hanya ada 2 di dalam tenda karena kami mendaki juga hanya bertiga, sementara aku tadi keluar tenda untuk buang air kecil.
     Tak terasa hawa hangat api unggun membuatku sedikit melupakan kejadian tadi, smbil minum teh panas dan mengisap rokokku, tak kuupedulikan lagi keadaan seram yang terjadi tadi. Perlahan kumandang adzan Subuh terdengar dari perkampungan Bambangan di kaki Slamet, menandakan hari telah pagi. Aku segera membereskan perlengkapan api unggunku dan segera hendak masuk tenda lagi walaupun masih deg - degan, terpikir kejadian semalam.  Begitu aku membuka tenda, kedua temanku masih terlelap tidur dan hanya berdua tak lagi bertiga seperti tadi malam. Masya Allah! ... Siapa tadi malam..??? Akhirnya kubangunkan kedua kawanku guna persiapan pendakian selanjutnya yang kurasa masih jauh dan harus melewati pos demi pos lagi.
     Sengaja kejadian malam Tadi tak kuceritakan kepada 2 temanku, takutnya mereka juga ngeri dan memutuskan tak jadi menuju puncak Slamet. Setelah beres peralatan kami masuk Bag Packing, kami lanjutkan perjalanan kami menuju puncak slamet yang teramat lestari dengan hutan dan pohon yang masih hijau dan alami. Singkatnya setelah melampaui puncak Slamet dan tanpa gangguan berarti, kami segera turun menuju Bambangan lagi, karena sudah rindu nasi. Walau pun ditengah jalan menuju turun hujan badai terus menderu, perlahan akhirnya kami sampai juga diBase Camp Bambangan dengan selamat.
     Akhirnya sesampai Di Base Camp smbil makan aku bercerita tentang kejadian semalam ke Pak Muhaeri dan 2 temanku. Mereka kaget, tetapi tidak bagi pak Muhaeri, beliau hanya bilang bahwa pos 3 Samarantu jarang dipakai untuk bermalam tidur, kalau hanya membuat api uggun atau minum air panas biasa ( apa karena tak keberuntungan ku saja ya? ), Karena Samarantu di ambil dari kata Samar : tak kelihatan atau samar -samar dan Antu yaitu hantu. yang arti globalnya adalah hantu yang hampir tak kelihatan ..!!! astaga!.. Sambil setengah bercanda pakk Muhaeri bilang: untung lah tak ada kejadian apa - apa lagi waktu itu, soalnya hantu nya tidur..
     Coba kalau bngun..wah..ada - ada saja pak Muhaeri ini. Setelah kejadian itu, tak menyurutkan niatku dan kami untuk kembali ke Slamet dan gunung - gunung lain. Pada dasarnya kami tak memperdulikan itu, hanya alam yang kami kagumi dan kami takuti jika rusak dan punah. Semoga hantu di Samarantu gunung Slamet turut menjaga hutan Slamet ya, demi mereka dan kita manusia beradab dan ber Tuhan.Terima Kasih buat Pak Muhaeri dan Ibu yang telah menerima kami di Base camp Bambangan dengan segala keramahan khas penduduk kaki gunung Indonesia.

Minggu, 27 Juli 2014

SEKILAS TENTANG KODE ETIK PENCINTA ALAM

PENDAHULUAN

Bila menjelang waktu libur banyak kita jumpai aktefitas hidup di alam bebas (outdoor life), berkemah ditepi pantai atau hutan, mendaki gunung, dan lain-lain. hal ini mempunyai ragam motifasi untuk dapat melakukan hal tersebut. Bicara tentang kepecinta alaman menyangkut hal ini koplek yang berhubungan dengan kesadaran untuk melestarikan lingkungan.
Latar belakang lahirnya kode etik pencinta alam Indonesia di awali dari situasi dan kondisi politik di Indonesia. Sikon social dan aikon ekonomi, namun dalam hal ini hanya di batasi dua hal yaitu pengertian pencinta alam dan organisasi pencinta alam (OPA).
PENGERTIAN PENCINTA ALAM
Dalam mencintai alam bukanlah sekedar mengagumi, apalagi mengikis habis dan merusak alam. Mencitai alam mengundang perasan kita untuk kagum, hormat, mengambil mamfaat dari adanya alam itu dengan mempertimbangkan untung ruginya baik bagi alam maupun bagi manusia. perasaan dan untuk memelihara hubungan harmonis manusia dengan alam.
Hal prinsip yang perlu di perhatikan dalam melakukan tindakan mencintai alam :
1. Mengagumi , menyenangi, menyayangi alam.
2. Menjaga, memelihara, pempertahankan dan memperbaiki alam sebatas kemampuan dan sesuai kebutuhan.
3. Memamfaatkan, mengambil makna dan hasilyang di butukan dari alam dengan tidak meninggalkan jejak yang negative.
4. Menyadari, menghayati dan mengamalkan sepenuuhnya kerja sama antara sesama koponen alam yang saling menguntungkan.
Dengan memperhatikan kriteria tersebut maka dapatlah dibedakan tindakan yang mencintai alam dan yang tidak.
ORGANISASI PENCINTA ALAM
Organisasi pencinta alam adalah organisasi yang menghimpun pencinta alam sebagai anggotanya. Persaratan yang harus dipenuhi sebagai organisasi pencinta alam di Indonesia :
• Azas Pancasila.
• Menjadikan kode etik pencinta alam sebagai landasan hubungan.
• Tujuan tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang ada.
• Ada alamat tetap dan bias dihubungi.
• Ada AD/ART dan anggota minimal 20 orang.
• Ada nama dan lambang organisasi yang jelas.
• Tidak merupakan anak atau bawahan dari salah satu organisasi politik praktis.
• Ada pengakuan dari pihak lain.

JANGKAUAN PENCITA ALAM DI INDONESIA
Pencinta alam Indonesai jangkauanya sangat luas dan umum, maupun hanya sebagian dari itu yang mengambil sepesialis ( seperti memanjat tebing, menyusur gua, pendaki gunung, olahraga air dan lain lain ). Pencinta alam diharapkan dapat menjembatani hubungan antara indifidu pencinta alam Indonesia, menyelaraskan hubungan konsepsional maupun operasi antar kelompok specialisasi. Dan juga dapat menjadi pemersatu agar pencinta alam Indonesia tidak terjebak dalam pandangan dan penalaran yang mengadu domba.

MAKNA YANG TERSIRAT DALAM PENCINTA ALAM INDONESIA
- Keinginan yang luhur dari pencinta alam, yaitu keinginan yang berlandaskan pada suatu pendalaman penghayatan arti hidup dan kehipan manusia.
- Kesadaran akan hakiki diri pencinta alam itu sendiri, pencinta alam menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. alam diciptakan bukan untuk di taklukkan, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia, dan terpeliharanya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri. Pencinta alam Indonesia mengandung makna keteladanan dan tutunan yaitu tuntunan hubungan vertikan dan tuntunan hubungan horizontal.

TUNTUNAN HUBUNGAN VERTIKAL
Manusia menyakini Tuhan ALLAH SWT sebagai al-kholiq yang maha pencipta, kedudukannya lebih tinggi dari segenap mahluk yang diciptakan –Nya. pencinta alam Indonesia mengakui manusia sebagai kholifah fil ardi, sebagai wakil Tuhan di bumi, untuk itu tidak usah bertindak melebihi kewenangan dan haknya sebagai manusia.

TUTUNAN HUBUNGAN YANG HORISONTAL
Pencinta alam menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan, sesama ciptaan Tuhan, hubungan antar pencinta alam. Pasti di warnai watak manusia serakah, angkuh, congkak, loba, dan sebagainya. Pernyataan kesadaran manusia dalam pencinta alam mengandung makna saling menghargaai sesama manusia sesuai harkat dan martabatnya disisi ALLAH SWT, saling menghormati demi terjalinnya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai hakekat masing-masing.
Pencinta alam Indonesia juga menuntun hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Pencinta alam Indonesia hanya memamfaatkan alam sesuai dengankebutuhan dan kemampuan, tampa memeksakan kehendak.
Dengan demikian pencinta alam diharapkan mampu menjadi tuntunan bagi manusia, dari masa kemasa sepanjang jaman. Meskipun dalam penghayatan dan pengalamannya masih sangat relative dan berfariasi.
Kita para pencinta alam inilah berkewajiban untuk memacu diri agar lebih baik dan semakin baik. Dari waktu-kewaktu para pencinta alam berlomba tonggak jejak telah tertancap pada forum gladian IV di Ujung Pandang, tepatnya pada pukul 00.15 wita tanggal, 29 januari 1974.

KEORGANISASIAN
Sebelum kita masuk pada organisasi di sekitar kita, baik itu organisasi kepemudaan, organisasi social, masyarakat, siswa, dsb, kita harus mengetahui maksut dan tujuan dari organisasi itu didirikan, yang biasanya tercantum di AD/ART-nya. setelah kita yakin kita dapat bekerja sama maka barulah kita bergabung untuk menjadi anggotanya. Untuk itu disini mencoba untuk menguraikan sedikit banyak tentang keorganisasian yang mudah-mudahan dapat menambah wawasan kita semua.
Pengertian umum organisasi adalah merupakan wadah dari sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama dan sengaja bekerja sama untuk mencapai apa yang menjadi keinginan.

TIGA SEGI POKOK ORGANISASI
1. Ada anggota.
2. Punya tujuan.
3. Adanya kerja sama.
1.1. ANGGOTA
Dalam suatu organisasi tidak ada yang lebih berharga daripada anggota, kerna merekalah yang nantinya akan berperan dalam menetapkan dan menjalankan roda organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Mereka ini ikut terjun dan menggeluti organisasi, dalam berbagai tujuan dasaar di bagi menjadi empat foktor utama antara lain :
1.1.1. MOTIFASI
Pengertian motivasi ini bias beragam tergantung dari siapa yang melihat dan merasakan atau untuk kepentingan apa. Tetapi secara garis besar pengertian motivasi adalah dorongan yang muncul dari diri manusia untuk berbuat dan berusaha untuk mencapai sesuatu, hal ini terlepas dari maksut dan tujuan yang ada di hati.
Motivasi itu dapat berupa keinginan, pangilan jiwa, imbalan, materi, kekuasaan,popularitas peranan, persahabatan, kegembiraan, dsg. Yang semuanya itu manusia/individu yang bersangkuta.
1.1.2. POTENSI
Potensi adalah merupakan sumber daya yang tersedia. Jadi kira-kira pengertian potensi dalam organisasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, meningkatkan, menyalurkan dengan memamfaatkan semua sumber daya yang ada pada individu di tambah fasilitas yang tersedia pada organisasi, seperti tingkat elektual, fisik dan keterampilan serta mentalitas (berani tangguh dan ulet).
1.1.3. PERSEPSI
Dalam suatu organisasi setiap anggota mempunyai persepsi sediri-sendiri dan berbeda-beda satu dengan yang lain. semua itu tergantung daya nalar masing-masing sehingga dalam pencapaiyan tujuan tidak mengalami hambatan. Untuk itu perlu penjelasan yang lebih terperinci agar nantinya mempunyai presepsi yang seragam.
1.1.4. SIKAP
setiap anggota dalam suatu organisasi tidak akan bekerja sendiri. Melainkan bergerak dengan anggota yang lain diluar organisasi ( masyarakat disekitar ).maka dirasa perlu untuk setiap anggotaa mempunyai mental social yang baik,melipuuti beberapa aspek :
• Kesadaran untuk bekerja sama.
• Menghormati dan menghargai orang lain.
• Menyasari batas kemampuan ( kelebihan dan kekurangan ).
• Memiliki sikap memimpin dandipimpin.
• Mempunyai harga diri.
• Bersikap terbuka.
1.2. TUJUAN
Suatu orgsnisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut mempunyai tujuan yang jelas. Pada dasarnya tujuan organisasi adalah merupakan sesuatu yang ingin di capai, yang biasanya di yatakan secara formal. Karna hal itu mmempunyai peranan penting dan menjadi dasar organisasi itu untuk melangkah selanjutnya. Pencapaian tujuan harus secara obyaktif.
1.3. KERJASAMA
Kerja sama itu dapat berjalan apabila ada kesadaran dari orang untuk kepentingan bersama dalam usaha pencapaian tujuan. Adapun prinsip-prinsip dasar kerja sama sebagai berikut :
• Adanya kepentingan dan tujuan yang sama.
• Kemampuan indifidu yang terbatas.
• Terjadi proses berbagi pengalaman.
• Memelihara hubungan social yang baik.
Ruang lingkup organisasi secara formal, wujut kerja sama dapat di yatakan secara kongkrit dengan pembagian tugas yanga jelas secara terstruktural dan juga menyangkut masalah tanggung jawab dan wewenan wewenang dari setiap unit kerja seperti :
1. tugas, tanggung jawab dan wewenang dinyatakan secara tegas dan
2. Setiap anggota harus mengetahui hak dan kewajibannya.
3. Pelaksanaan aktefitas yang diatur hendaknya sederhana.
Dua hal yang perlu di perhatikan untuk menjaga efektifitas dan aktevitas dari organisasi :
1. KADERISASI
• Memelihara keberadaan modal yang sangat berharga. Yaitu kesinambungan organisasi.
• Dapat melakukan estafet kepengurusan dengan lebih cepat dalam mengatasi perubahan yang terjadi.
• Telah menyiapkan kader pengganti.
2. AKTIFITAS
Melakukan aktefitas yang terus menerus secara teratur dan terencana agar tidak terjadi ke fakuman dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan yang di perolehnya adalah :
• Akanselalu terjadi komunikasi.
• Akanterjadi proses ppenyaragaman presepsi lembaga.
• Kerja sama akan semakin baik.
MOUNTAINEERING ( MENDAKI GUNUNG )
APASIH MENDAKI GUNUNG ?
Bagi orang awam kiprah petualang seperti mendaki gunung selalu menimbulkan pertanyaan yang kabur ( tidak jelas ). Mau apasih kesana?, pertanyaan ini sederhana tapi sering membuat bingung dan kesal orang yang di Tanya.
Motifasi mendaki gunung memang bermacam-macam, diantara garis besarnya adalah : kebutuhan akan pengalaman baru, foto-foto di puncak gunung, kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan eksistensi dirinya oleh masyarakat. Tetapi sebenarnya yang paling mendasar adalah : rasa keingintahuan. Keingintahuan inilah yang mendorong keberanian dan ketabahan dalam melawan tantangan alam, apalagi kalau di gunung masalah yang kita hadapi cuma satu, yaitu bagai mana kita mencapai puncak dan turun dengan selamat. Seseorang pendaki gunung bukan untuk menaklukkan gunung, nekat berani kematian, untuk pamer kebolehan, dan sebagainya, tetapi ingin mempelajari dan menghargai arti hidup dan kehidupan. Karna di gunung akan menemukan satu hal dan lain hal yang kita tidak temukan dalam kehidupan sehari-hari.
PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG
Mendaki gunung dalam pengertian mountaineering terdiri tiga tahap yaitu :
• Berjalan ( hill walking ).
• Memanjat tebing ( rock climbing ).
• Mendaki gunung es ( snow and ice climbing ).
Di Indonesia tahap pertamalah yang banyak di gunakan karena kondisinya yang memungkinkan. Dalam mendaki gunung ada dua factor yang mempengarui berhasil tidaknya suatu pendakian :
• Faktor intern ( datangnya dari sipendaki sendiri ). Factor ini harus dipersiapkan sebaik mungkin sebelum pendakian.
• Fakator ekstern ( datangnya dari luar sipendaki ) factor ini bisa berupa badai, hujan, kabut dan sebagainya dsg. faktor ini masih bisa di perhitungkan. meskipun hal ini tidak semudah factor intern.
PERLENGKAPAN MENDAKI GUNUNG.
Untuk sebuah pendakian diperlukan suatu perlengkapan yang harus disiapkan
\"\"
SEPATU
Sepatu untuk melindungi kaki, sepatu untuk mendaki harus mempunyai sol yang kembangnya besar agar cengkrammannya kuat, berpunggung tinggi supaya biasa imemperkokoh pergelangan kaki, didalam mempunyai ruang yang luas agar jari-jari kaki tidak terdorong ke depan saat menuruni guunung. dan pilihlah satu nomor lebih besar dari sesungguhnya.
RANSEL
\"\"
Gunanya untuk membawa semua perlengkapan pendakian, yang perlu di perhatikan dalam penggunaan rangsel ini factor keamanan dan kenyamanan. Pilihlah rangsel yang sesuai dengan fostor tubuh. Pengepakan barang juga mempengarui kenyamanan.
\"\"
PAKAIAN
Karena sering terjadi perubahan suhu udara yang tidak terduga, maka pakaian harus disesuaikan dengan keadan tersebut. Bahan dan pakaian dipilih untuk menjaga kehangatan tubuh, dari angina dan hujan.
Juga membawa ponco, sarung tangan, sarung kepala, kaos tangan, kaos kaki, bahannya kalau bisa dari wol, warna yang norak. Kalau tersesat tim SAR mudah melihatnya.
TENDA
Tenda merupakan tempat berlindung dari angina dan hujan. Tidur di tenda yang nyaman akan mengembalikan tenaga untuk berjalan esoknya. Dari bentunya tenda ada beberapa macam, tenda dome, tenda prisma, tenda piramit kubah, tenda barak dan lain lain.
\"\"
Tenda dome
PERLENGKAPAN TIDUR
\"\"Bahan terbaik untuk kantung tidur di gunung adalah down atau duvet. Down atau duvet adalah bulu-bulu halus dari unggas akuatik, biasanya angsa atau bebek. Dan harganya mahal.
\"\"
PERLENGKAPAN MASAK
Kompor yang kecil dan praktis adalah pilihan terbaik untuk memasak di atas gunung. Panci kecil dari almonium atau baja yang lebih praktis nesting, yaitu satu set panic bila tidak dipakai bias disusun menjadi satu. Juga membawa sendok, gelas, piring dan keperluan lainnya.
PERLENGKAPAN MAKANAN
Makanan siap saji pilihan utama di bawa sebagai bekal mendaki gunung. Praktis bawanya, cepat masak sehingga menghemat waktu dan bahan baker, di took banyak tersedia seperti kornet, sarden, mie instant, biscuit, coklat,dan lain-lain. Pendaki gunung membutuhkan sekitar 5000 kalari 70 gram sampai 100 gram protein.
PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Selain perlengkapan utama yang harus dibawa seperti senter, lilin, parang, katong plastic, penangkis serangga, minyak pelindung matahari, obat-obatan pribadi, satu set P3K, perlengkan kebersihan seperti sabun, odol, sikat gigi, sisir, cukur kumis dan lain-lain.
BAGAIMANA CARA MENDAKI GUNUNG
Pendakian dimulai dari padang rumput, hutan tetapi harus tetap dijalur menuju puncak. Dibutuhkan fisik yang prima. Pada pendaki dapat melakukan pemanjatan vertical cara ini harus mempunyai persiapan yang matang, pemanjatan jenis ini dikembangkan pada abad ke 20. yang terpenting harus hati-hati, sabar, kuasai mental, tenang dan jangan lupa terus berdoa pada TYE agar pendakian selamat dan sukses.
PENYAKIT GUNUNG ( MOUNTAIN SICKNESS )
Digunung penyaakit yang menyerang biasanya pengaruh ketingggian, suhu yang dingin serta panas yang berlebihan. Keaegaran jasmaninya yang bagus tidak mudah terpengaruh oleh penyakit ini. Adapun jenis penyakit tersebut adalah :
1. HIPOTERMIA ( MENURUNNYA SUHU TUBUH )
Penyebab bukan udara dingin akan tetapi di sebabkan kehujanan. Gejala-gejala hipotermia :
• Menggigil hebat dan tidak terkontrol.
• Bicara menjadi lambat, samar-samar/tidak jelas,menggumam.
• Daya ingat kacau.
• Tangan memiliki kesulitan untuk memegang.
• Saat berjalan tersandung beberapa kali.
• Mengantuk ( tidur berarti menuju kematian ).
• Kelelahan yang nyata. Adanya ketidak mampuan untuk bangun setelah beristirahat.
Cara penanggulangannya adalah :
• Jangan biarkan tidur, karena akan menyebabkan kehilangan kesadaran.
• Ganti bajunya yang basah dan jauhkan dari angina.
• Kalau bias dekatkan ke api unggun/saling berdekapan agar suhu meningkat
• Setelah sadar berikan minuman yang hangat dan manis.
2. HIPOKSIA ( BERKURANGNYA OKSIGEN DALAM TUBUH )
Diakibatkan oleh pengaruh ketinggian, dimana semakin tinggi daerah tersebut semakin rendah kadar oksigennya. Ciri-ciri : pusing, mual, sesak nafas, sakit kepala, muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiruan. Pada umumnya gejala ini hilang dengan sendirinya setelah beristirahat selama 12 jam kalau tidak berasil turunkan sampai 500-600 meter dari tempat semula.
3 HYPERTERMIA ( KEPANASAN )
Rasa panas yang berlebihan dapat terjadi disebabkan keadaan alam yang panas dan tubuh yang lemas. Keadaanini menyebabkan urat darah mengembang disertai pusing, mual, haus, sakit kepala, kulit lembab dan dingin serta urat nadi berdenyut keras. Cara penanggulanganya adalah sipenderita beristirahat di tempat teduh dan diberi air dingin yang sudah diberi garam.
TATA CARA MELAKUKAN PENDAKIAN
Untuk menghindari bahaya dalam pendakian seorang pendaki harus memiliki keterampilan dan persiapan sebagai berikut :
• Mempersiapkan dan menata segala sesuatu yang akan di bawa dalam pendakian.
• Kita harus bersikap ramah/sopan terhadap penduduk desa yang dilalui.
• Melapor pada petugas didesa terahir ( PHPA ) karna bias membantu jika terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan.
• Mempelajari situasi dan kondisinya atau krakter gunung yang akan didaki.
• Jangan merusak habitat hewan dan tumbuhan di gunung tersebut.
• Membawa sampahnya kembali.
• Melapor pada pihak yang berwenang didesa pertama yang dijumpai, bahwa pendakian sudah turun atau selesai
SURVIVAL
( TEHNIK HIDUP DI ALAM BEBAS )
1. PENGERTIAN
Survival adalah segala daya upaya manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dialam terbuka dengan perbekalan yang minim.
2. TIMBULNYA SURVIVAL
Bermula dari masalah-masalah di alam yang di atasi dengan ilmu pengetahuan yang terkait. Di lengkapi dengan informasi dan pengalaman yang akhirnya menghasilkan ide-ide baru berupa gagasan yang secara langsung dapat diaplikasikan untuk mengatasi maslah-masalah yang dihadapi di alam.
3. MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL DI ALAM
a. FAKTOR ALAM
• Udara angin (ketidaksiapan diri, timbulnya penyakit hipotermia ) Pada suhu 2-3 derajat celcius.
• Udara panas ( dehidrasi ).
• Lokasi di alam ( kekurangan tekanan udara, hipoksida kekurangan kadar O2 )
b. FAKTOR MANUSIA
• Ketahanan stamina merupakan turunnya suhu tubuh dan turunnya ketahanan tubuh.
• Stabilitas mental ( terserang halusinasi )
4. CARA MENGATASI MASALAH DI ALAM
a. Tenang ( terlepas dari bebat pikiran/rasa takut ).
b. Melihat kondisi lingkungan.
c. Membuat rencana lanjutan berupa :
1. Menenap sementara dan mencari tempat berteeduh,sumber air, sumber makanan, dan mempelajari keadaan medan.
2. Melanjutkan perjalanan ( tinggalkan tenda orientasi medan dan menghemat tenaga ).
5. MASALAH-MASALAH LAIN
A. Pengapian
Dapat di peroleh dari ranting yang kering, kayu, rumput, serpihan kayu, cara menyalakannya dengan korek api, nusur gesek, kaca pembesar,
B. Air minum
Seseorang dapat bertahan hidup sampai kurang lebih 3 minggu jika persediaan air cukup, akan tetapi seseorang tanpa air bias bertahan sampai 2-6 hari. Jadi factor air sangat di butuhkan dalam mempertahankan hidup. Sumber-sumber air dapat di peroleh :
• Hujan.
• Tanaman rambat, kantong semar, tangkai bambo, pohon pisang, lumut,dan sebagainya.
• Air tergenang, air galian, air sungai yang keruh, air dari galian pasir, dan sebagainya. Tetapi jangan minum air yang berwarna
• hijau, bau, dan berasa.
C. Makanan yang dapat di makan
a. Tumbuh-tumbuhan
Tumbuhan yang dapat di makan adalah buah, daun muda, bunga, batang, akar/umbi. Dan Tidak semua tumbuhan dapat di makan ada juga yang beracun. Tumbuh-tumbuhan yang dapat di makan :
1. Tumbuh-tumbuhan yang di makan binatang menyusui dapat di makan oleh manusia, teristimewa yang di makan oleh monyet.
2. Kacang-kacangan.
3. Jamur. Yang sifatnya tudung berwarna tidak menyolak, tidak berlendir, batang tidak bergelang, bila dikukus dengan nasi tiidak menguning.
4. Paku-pakuan. Ubi, paku,tunas, yang tumbuh di daun.
5. Pandan. Daun muda dan umbutnya,batangnya.
6. Rumput. Yang dapat dimakan batang dan akarnya.
7. Pakis. Ujung dan tunas sari tumbuhan ( pucuk melingkar ).
8. Bambu-bambuan. Tunas muda yang tingginya kurang dari 30 cm, bulu-bulunya dibuang dahulu.
9. Umbi-umbian. Jenis tumbuhan ini biasanya menjalar.
10. Palem. Hati batang bagian atas yang masih muda.
Sifat-sifat tumbuhan yang mengandung racun yaitu :
- Warna ; hindarkan tumbuhan yang berwarna menyolak.
- Getah ; biasanya getahnya yang putih bersih bias di makan.
- Bulu ; biasanya terdapat di permukaan kulit, daun, batang, sebaiknya tumbuhan yang berbulu kita hindarkan.
- Rasa ; hindarkan rasa pahit dan panas.
- Tumbuhan yang daunnya tidak beraturan biasanya beracun.
- Untuk buah berbiji satu coba goreskan pada permukaan kulit jika timbul rasa gatal sebaiknya di hindarkan.
Catatan :
- Sebaiknya tumbuh-tumbuhan yang di makan jangan satu macam saja.
- Yang paling baik di masak dahulu tumbuhan yang akan di makan.
Tubuhan yang harus di hindari karna beracun :
- Rengas. Daunnya seperti daun mangga yang berbulu halus getahnya dapat merusak jaringan dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
- Pohon tuba. Getahnya dapat merusak jaringan.
- Paku putih. Dapat mengakibaatkan kebutaan, yaitu bulu pada buah dan bunganya.
- Kecubung. Menyebabkan gangguan pada saraf.
- Buah aren mentah. Menyebabkan gatal-gatal.
- Jambu moyet. Getahnya menyebabkan gatal-gatal.
b. Ikan dan sejenisnya.
c. Binatang/hewan.
LOGISTIK
Ilmu logistic adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan yang praktis, etis, dan logis. dalam rangka pembuatan perencanaan program kegiatan sangat berkaitan dengan sistim pelayanan, sistim pengaturan, sistim pengelolaan bahan- bahan serta kebutuban yang diperlukan dalam suatu kegiatan yang bersifat social etis.
Peranan logistic dalam suatu kegiatan merupakan salah satu kegiatan yang harus di laksanakan dan dan sebagai pendukung utama dalam suatu kegitan, baik kegiatan forum maupun kegiatan lapangan.
ILMU YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG LOGISTIK
D. Ilmu logistic umum : perlengkapan, tranportasi, akomondasi, dan komsumsi.
E. Ilmu logistic terbatas : komsumsi kelompok/indifidu, dapur umum, ekspedisi, dan kegitan operasional.
F. Ilmu logistic dasar : mempelajari tentang proses kegiatan yang berkaitan dengan pola unsure segi operasional.
G. Ilmu gizi adalah ilmu yang berperan sekali dalam pengelolaan menu makanan maupun kadar kalori dan mineral yang di butuhkan oleh tubuh.
H. Ilmu jiwa dan karakter adalah ilmu yang mengendalika pikiran manusia khususnya tingkah laku.
I. Ilmu psykologi pendidikan adalah ilmu yang menganalisa tentang jiwa dan karakter manusia.
J. Ilmu akutansi/kalkulasi keuangan adalah ilmu yang mengatur segala kebuuhan dana keuangan yang bersifat perincian dan anggaran.
K. Ilmu tata boga adalah ilmu yang mengatur menu makanan sesuai dengan situasi dan kondisi.
KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEARANG LOGISTIK
• Jujur ,tanggung jawab, dan disiplin.
• Mental fisik yang kuat.
• Bijaksana, percaya diri sabar dan tabah.
• Konsukwen terhadap beban tugasnya.
• Pandai membaca situasi dan kondisi.
• Siap menghadapi tantangan dan bekerja tanpa pamrih.
TUGAS POKOK SEORANG LOGISTIK
• Mendata kembali kebutuhan logistik yang sudah ada.
• Mengatur jadwal kegiatan.
• Mengatur tata laksana kebutuhan logistic.
• Mengatur kadar kalori menu makanan sesuai dangan sikon.
• Laporan pertanggung jawaban.
PERLENGKAPAN MEMASAK DI ALAM BEBAS
• PENGAPIAN : korek api, kayu kering, minyak tanah, spirtus, parafin, DLL.
• ALAT MEMASAK : nesting, kompor gas, kompor parafiin, kompor spitus, sapu tangan, pisau dapur/pisau alam, peples/ botol aqua, dan lain lain.
• ALAT MAKAN/MINUM : piring seng ( plastic ), gelas pelastic, ( seng ), sendok, garpu, dan lain-lain.
PERBEKALAN YANG WAJIB DI BAWA
Beras, supermei, ikan kaleng, ikan asin, abon, telur, dendeng, margarine, bumbu masak, garam, cabe, ranti, sambal goring kering, gula putih, kopi, teh, susu, jahe, minuman kaleng, roti, kue, makanan ringan/camilan, permin, minuman penyegar, madu,dan lain-lain.
Catatan : bawa makanan yang bergisi,cepat saji, minuman bermineral tinggi, hindarkan minuman beralkohol.
CATATAN KHUSUS BAGI SEORANG LOGISTIK
1. Disaat melakukan kegiatan memasak canda gurau harus mewarnai situasi, unutk menghilangkan rasa jenuh dan capek.
2. kondisi selalu di jaga agar kegiatan lancer.
3. Tidak boleh meninggalkan lokasi kegiatan sebelum beres semuanya kecuali ada hal yang sangat penting sekali.
ROCK CLIMBING
Dalam dunia panjat ada dua istilah : Rock climbing dan Wall climbing
ROCK CLIMBING adalah melakukan pemanjatan di tebing sungguhan (alam)
WALL CLIMBING adalah melakukan pemanjatan di tebing buatan.
\"\"
Wall Climbing
\"\"
Rock Climbing
PERLENGKAPAN PANJAT TEBING
1. SEPATU PANJAT
\"\"Sepatu merupakan peralatan dasar untuk memanjat tebing, merknya bermacam-macam dan harganya juga berfariasi. Sepatu panjat ini mempunyai 3 jenis sol karet yaitu :
a Jenis Hard. Biasanya di gunakan di tebing yang keras
b Jenis Soft. Di pakai di tebing buatan.
c Jenis Medium sama dengan Soft digunakan di tebing buatan.
2. TALI KERNMANTEL
Tali kermantel ada dua jenisnya tali dimamik dan tali static.
\"\"• Tali dinamik inilah yang biasa di gunakan urusan manjat-memajat. Dinamakan dinamik karna tali sifatnya lentur atau melar, yang di perlukan untuk menahan si pemanjat jika jatuh.kelenturan tali berkisar 5-20% pada berat maksimum, warna tali biasanya mencolok.
• Tali static biasanya digunakan untuk turun ( rappelling ), dengan kelenturan 2-5% pada berat maksimum, sifatnya cendrung kaku dan warnanya biasanya putih atau hijau.
3. WEBBING
webbing sering di sebut tali pipih dan jenisnya ada dua tubular dan non tubular. Akhir-akhir ini webbing sudah di bentuk menjadi kesatuan yang kompak ( harness ). Webbing atau harness berfungsi untuk menahan berat tubuh pemanjat pada saat terjatuh, alat ini di ikatkan pada pemanjat sehingga saat jatuh tidak mematahkan pinggang si pemanjat.
\"\"
\"\"4. DESCENDEUR ( ALAT BELAI )
Alat ini di gunakan untuk mengontrol laju tali, sedang yang memakainya di namakan Belayer ( berada di bawah ) yang menjamin keselamatan si pemanjat apabila terjatuh. Alat belay mempunyai banyak jenis di antaranya Figur of Eight yang mempunyai bentuk angka 8.
5. CARABINER ( CINCIN PENGAIT )
\"\"Carabiner berfungsi sebagai penghubung antara tali dan pemanjat. Bentuknya menyerupai huruf D, Ada dua carabiner yang di gunakan oleh pemanjat, Screw Gate ( kunci berulir ) dan Screw non Gate ( kunci tidak berulir ). Carabiner yang aman harus mampu menahan berat 2200 kg pada saat pintu tertutup dan 1200 kg pada saat pintu terbuka dengan posisi poros yang panjang. Sedang pada posisi poros pendek mampu menahan 600 kg.
6. CHALK BAG ( KANTONG KAPUR )
Tempat bubuk magnesium carbonate carbon ini berfungsi tangan tetap kering sehingga cengkraman tanga pada poin panjat lebih kuat.
7. QUICKDRAW ( PENGHUBUNG DUA CARABINER )
Carabiner satu di hubungkan ke tali pemanjat sedang yang satunya lagi di kaitkan pada papan panjat.
\"\"
8. HELM
Untuk melindungi kepala pemanjat dari bentura dan runtuhan batu dari atas.
\"\"
9. PITON
\"\"Piton adalah sepotong logam yang sebagai berfungsi sebagai pasak di celah tebing batu. Piton ada dua jenis yaitu piton dari baja kromoli ( baja keras ) dan baja lunak. Piton baja kromoli dapat menahan beban seberat 2000 kg. kesempurnaan piton terletak pada posisi keetika menahan beban atau tarikan tali, mata piton harus ada di bawah. Tipe piton terdiri piton belah
dan piton siku dari kedua piton ini di bagi lagi menurut bentuk batu yang akan di lewati.
10. PALU
Palu berfungsi sebagai pemukul piton, bagian yang runcing sebagai pembersih dinding batu dari bebatuan lepas, tanah atau tumbbuhan. Bagian kepala palu sebagai pemukul pinggiran batu yang tajam.
Aba-aba Internasional yang sering di gunakan dalam pemanjatan tebing :
On belay : saya akan memanjat, apakah belaying sudah siap?.
Belay on : Saya sudah siap.
Climbing : Saya mulai memanjat.
Climb : Silahkan memanjat.
Slack/Losse : Kendorkan tali.
UP rope : Tali terlalu kendor.
Falling : Saya jatuh, mohon tali belaying.
Rock : Ada benda keras yang jatuh.
SAR ( SEARCN AND RESCUE )
SAR adalah suatu pengerjaan dari personil dan fasilitas yang dapat di gunakan untuk menolong dengan cara yang efektif dan efisien jiwa manusia dan sesuatu yang berharga, yang berada dalam keadaan yang mengewatirkan. SAR di bentuk kepres dengan sruktur sebagai berikut :
Ketua : Menteri perhubungan.
Wakil Ketua : Menteri HANKAM.
Anggota : Menteri Luar negeri, Menteri Dalam negeri, Menteri Social, dan Menteri Keuangan.
Organisasi tersebut di atas tertinggi yaitu BASARI. Organisasi oprasionalnya adalah BASARNAS ( badan sar nasiona). Basarnas sebaga kantor koordinasi rescue.
SISTIM SAR
Sistim sar ada lima tahapan :
TAHAPAN KEKEWATIRAN
Kekewatiran bahwa keadaan darurat mungkin akan muncul. Termasuk di dalamnya penerimaan informasi, keadaan darurat seseorang atau organisasi.
TAHAP KESIAPAN
• Mengefalusi informasi.
• Menyiapkan fasilitas SAR.
• Pencarian awal dengan informasi.
• Kasus yang gawat di laksanakan secepatnya.
TAHAP PERSIAPAN
• Perencanaan pencarian.
• Perencanaan pertolongan.
OPERATION STAGE ( TAHAP PELAKSANAAN )
• SAR bergerak ke tempat kejadian.
• Melakukan pencarian.
• Menyelamatkan korban.
• Memberikan perawatan bagi korban cidera.
• Melakukan jadwal pelaksana di lokasi kejadian.
• Melakukan penarikan team SAR dari tempat kejadian.
TAHAP AKHIR DARI MISI SAR
Gerakan seluruh team yang di gunakan dari titik pembebasan ke titik semula. a. Kembali ke pangkalan pencarian ( base camp ).
b. Membawa kembali peralatan yang di bawa.
c. Menyiapkan team yang akan kembali.
d. Membuat dekumentasi misi SAR tersebut.
e. Kembali kepangkalan semula.
KOMPONEN SAR : 1. Organisasi.
2. Fasilitas.
3. Komonikasi
4. Perawatan Gawat Darurat.
5. Dekumentasi
P P P K DAN P P G D
PPPK adalah pertolongan pertama pada kecelakaan. PPGD adalah pertolongan pertama gawat darurat. Ganguan umum biasanya : pernafasan, pendarahan dan pingsan. Dalam hal ini kita akan mempelajari pertolongan pertama gawat darurat.
GANGGUAN YANG DI HADAPI ATAU YANG ADA
Gangguan umum : Keadaan si korban terganggu,jiwa terancam. Misalnya : pernafasan, pendarahan,dan dalam keadaan tidak sadar.
Gangguan local : Gangguan tidak langsung tetapi mengakibatkan infeksi.
Gangguan pendarahan, jika terjadi pada kening maka pelipis di tekan, sedangkan di bawah di belakang kening atau telinga di gunakan cara : tekan pada luka, tinggikan dari jantung, tekan dengan pembalut.
Gangguan pingsan, selama pingsan otak terganggu sedemikian rupa. Caranya kendorkan pakaian yang mengikat atau di beri bau amoniak agar merangsang otak cepat sadar. Selain gangguan di atas ada juga gangguan lain, gangguan ini di sebut gangguan khusus : di gigit ular, keracunan, ingat sang pacar ( bokem ) DLL.
CARA PERTOLONGAN
Apabila kita menemukan korban dalam keadaan tidak sadar, periksa korban dengan cara :
1. Pernafasan.
2. Nadinya secermat mungkin.
3. Pupilnya ( pelompak mata )
Survival adalah berusaha mempertaahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang sulit diprediksi/diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan satwa atau kondisi lainnya.
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang, meliputi persiapan alat/perlengkapan,kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi,jalur, medan serta cuaca. Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
iklim/cuaca yang ekstrim, medan yang sulit dilewati atau sumber air yang kurang. Kondisi-kondisi tersebut harus diantisipasi sedini mungkin dengan persiapan fisik,mental, keterampilan (skill) dan data informasi. Perencanaan kegiatan akan mempermudah mengorganisir kegiatan yang akan dilakukan, dengan mengeliminasi kemungkinan resiko buruk yang mungkin terjadi.perencanaan tersebut harus berdasar kepada “Pedoman 5 W +1 H” yaitu Who,What,Why,When,Where dan How.
PERSIAPAN DAN PERENCANAAN
1. Who, siapa yang mengadakan kegiatan, dengan siapa kita pergi, siapa yang jadi pemimpin (leader) dan siapa yang paling berpengalaman di lapangan.
2. What, apa jenis kegiatannya, apa tujuannya, apa hambatannya, apa yang akan dilakukan dan perlengkapan apa yang harus dibawa.
3. Why, mengapa kita harus ikut dan mengapa memilih kegiatan tersebut.
4. When, kapan kegiatannya, berapa lama waktunya, siang atau malam dan pada musim apa kegiatan tersebut dilakukan.
5. Where, dimana tempat kegiatannya, dimana tempat mencari bantuan terdekat.
6. How, bagaimana mencapai lokasi kegiatan dan bagaimana menghadapi resiko buruk
yang mungkin terjadi.
PERLENGKAPAN DAN PENGEPAKAN (PACKING)
1. Perlengkapan Pribadi
Perlengkapan pribadi adalah barang-barang perlengkapan untuk memenuhi semua
kebutuhan pribadi tanpa mengandalkan orang lain, yaitu:
a. Sepatu (harus kuat, lentur, aman/safety, nyaman, anti selip) dan kaos kaki (cukuptebal, kuat, nyaman dan terbuat dari wol atau sintetis)
b. Pakaian lapangan (nyaman, tahan lama, cepat kering, melindungi tubuh dari berbagai kondisi lingkungan dan terbuat dari polyester atau polypropilena atau
memenuhi 3 W yaitu wicking, warmth, water/wind proofing)
c. Tas/ransel (kokoh, bahannya kuat, tahan air dan mempunyai sabuk pinggang untuk mengurangi goyangan ransel)
d. Ponco/rain coat
e. Perlengkapan tidur (bersih, kering, hangat dan nyaman terdiri dari pakaian tidur,matras, kantong tidur/sleeping bag dan jaket/sweater)
f. Perlengkapan mandi (handuk, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan shampo)
g. Air minum dan makanan (harus cukup kualitas dan kuantitasnya)
h. Alat navigasi (kompas, peta, altimeter dan GPS = Global Positioning System)
i. Alat tulis (ballpoint, buku dan pensil)
j. Perlengkapan penunjang (menunjang kegiatan yang dilakukan, seperti HT (handy talkie), HP (hand phone), pelindung pacet/gaithers, kelambu dan lainnya)
k. Survival kit yang terdiri dari pisau serbaguna, alat pancing, jarum jahit, benang, tali jerat, gunting, cermin, peluit, kompas, ketapel, karet, lup, peniti, korek api dalam kemasan kedap air, makanan berkalori tinggi, senter, obat-obatan, radio komunikasi dan balon.
2. Perlengkapan Kelompok
Perlengkapan kelompok adalah barang-barang perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan semua anggota kelompok, yaitu tenda, obat-obatan P3K(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan), peralatan masak dan makan, golok serta tali.
3. Perlengkapan Teknis
Perlengkapan teknis adalah perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas di alam bebas, tergantung jenis dan tujuan kegiatan. Perlengkapan kegiatan hiking berbeda dengan kegiatan caving, begitu juga dengan kegiatan yang lainnya.
4.Packing
Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan ke dalam ransel. Packing akan memudahkan pengambilan barang saat diperlukan, membagi titik berat pada ransel dan menjaga keseimbangan ransel sehingga tidak terlalu berat jika dibawa. packing adalah barang yang berat diletakkan di bagian atas ransel dan sedekat mungkin ke bagian tubuh, menempatkan barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau serta mengelompokkan barang-barang dan melindunginya dengan membungkusnya dalam plastik (trash bag).
NAVIGASI
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection,perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.
Alat-alat navigasi terdiri dari:
a. Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north= utara), S (south= selatan), E (east= timur) dan W (west= barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east= timur laut), SE (south east=tenggara), SW (south west= barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi dan kompas bidik/prisma.
b. Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.
c. Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandingan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisar/geografi/wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan deklinasi magnetis.
d. GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking(memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi dan menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.
Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat:
a. Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut.
b. Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki
c. Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan
d. Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
e. Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut jika dilihat dari arah berlawanan
f. Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
g. Gunakanlah kompas sebelum tersesat
h. Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin
i. Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin
Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu:
S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O = Observation, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus
dihindari
P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan anda lakukan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:
a. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
b. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
c. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi/memanjat pohon
d. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam
e. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
f. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
g. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.
Setiap huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang ahrus kita ingat dan lakukan yaitu:
S :Size up the situation
U :Undue haste makes waste
R :Remember where you are
V :Vanguish fear and panic
I :Improve
V :Value living
A :Act like the native
L :Learn basic skill
Kebutuhan dasar survival
a. Air
Syarat-syarat fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air antara lain mata air, sungai, air
hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar gantung, kantung semar), hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.
b. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun dan akar(umbi).
Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:
- Hindari tumbuhan berwarna mencolok
- Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
- Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.
- Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi kesehatan
- Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari keadaan panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-dauanan atau ranting.
Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak makanan dan minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buas membuat tanda/kode, dan
merokok. Sumber api berasal dari korek api, lup/teropong, menggosok- gosokkan kayu dnegan kayu, membenturkan logam dengan logam atau batu.
hal lain yang menentukan lamanya kita berada pada kondisi survival, yaitu keputusan apakah kita akan menetap (survival statis) atau bergerak keluar mencari
bantuan (survival dinamis).

sumber : https://www.facebook.com/PecintaHewanDanTanaman/posts/204619666313730

Sabtu, 26 Juli 2014

Kakek Penjual Amplop di ITB

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat. 


Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.

Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya. 


Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.


Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

 
Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.

Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.


Sumber : http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/6800-Kakek-Penjual-Amplop-Di-ITB

WWF: Gajah Sumatera terancam punah dalam 30 tahun

Dalam rilis yang dipublikasikan di website resmi WWF, jumlah gajah Sumatra kini tercatat hanya sekitar 2.400 hingga 2.800 ekor saja, dari 5.000 ekor pada 1985. Di antara sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan itu adalah hilangnya 70 persen habitat dan separuh populasi mereka dalam satu generasi. Meski gajah Sumatra dilindungi undang-undang di Indonesia, sebagian besar habitat mereka justru terletak di luar area konservasi dan dapat dialihfungsikan untuk kepentingan perkebunan industri, kata IUCN. Salah satu penyebab hilangnya habitat, menurut WWF, adalah kegiatan penggundulan hutan dan konversi hutan menjadi area perkebunan seperti industri kelapa sawit. Sumatera adalah salah satu kawasan dengan populasi gajah terbesar di Asia, setelah India dan Sri Lanka. Namun, Sumatera juga termasuk sebagai kawasan dengan tingkat penggundulan hutan terbesar, kata WWF.

Penggundulan hutan

Sumatera kehilangan dua pertiga hutan dataran rendah alami dalam 25 tahun terakhir, padahal hutan tersebut adalah habitat ideal untuk gajah. "Gajah Sumatra kini bergabung dengan orang utan Sumatera, badak Jawa dan Sumatera serta harimau Sumatera dalam daftar spesis sangat terancam di Indonesia," kata Dr Carlos Drew, Direktur Spesis Global WWF dalam rilis tersebut seperti dilaporkan kantor berita Associated Press. Drew mengatakan tindakan darurat harus segera dilakukan untuk membalikkan tren ini atau, "Hewan yang indah ini kemungkinan besar akan segera punah." Penurunan jumlah populasi gajah terbesar akibat penggundulan hutan terjadi di Provinsi Riau. Lebih dari 80% populasi gajah di provinsi itu berkurang dalam 25 tahun terakhir. "Provinsi Riau kehilangan enam dari sembilan kawanan gajah," kata Anwar Puroto dari WWF Indonesia kepada kantor berita Reuters. WWF meminta pemerintah Indonesia dan perusahaan- perusahaan kertas serta kelapa sawit bersama dengan organisasi-organisasi pelestarian alam untuk bekerja sama melindungi habitat gajah Sumatra. "Para pemegang hak konsesi hutan seperti perusahaan-perusahaan kertas dan industri kelapa sawit memiliki kewajiban hukum dan etis untuk melindungi spesis yang dilindungi dalam area konsesi mereka," kata Puroto.

 sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2012/01/120124_elephant.shtml


Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Tak Perhatikan Kelestarian Lingkungan

Joko Widodo menyatakan pertumbuhan ekonomi harus berjalan paralel dengan kelestarian lingkungan dan kepentingan hajat hidup orang banyak. Mementingkan salah satunya dan menomorduakan yang lain menurutnya adalah salah.

“Jangan ada (di antara ketiga hal itu) yang dinomorsatukan. Sekarang ini hutan kita rusak, daerah aliran sungai rusak, terumbu karang di pantai rusak. Karena kita terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan tidak memperhatikan kelestarian lingkungan,” kata Jokowi dalam debat capres-cawapres putaran akhir di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu malam 5 Juli 2014.

Mantan Wali Kota Solo itu menekankan pentingnya kelestarian lingkungan. “Lingkungan ini harus betul-betul kita jaga karena akan kita berikan pada anak-cucu kita kelak,” kata dia.

Joko Widodo juga menyatakan, hal terpenting saat ini adalah action. “Kekurangan kita adalah melaksanakan. Merencanakan sudah banyak, tapi melaksanakan kurang,” ujarnya.

Sementara Jusuf Kalla mengatakan, teknologi juga berperan penting. “Kesejahteraan ekonomi baik, lingkungan juga terjaga. Teknologi jadi intinya,” kata dia.

Sumber : VIVAnews

Minggu, 20 Juli 2014

Cantik / Ganteng itu Relatif, Jelek itu Mutlak???

"kata orang..", yah pendapat orang2 kebanyakan gitu. Salah satunya nih, kata orang "Cantik / Ganteng itu relatif sedang jelek itu mutlak". Hehehe, ini sih kata orang ngaco.. karena berdasarkan pengamatan lapangan, ga ada tuh orang yang dibilang jelek sama semua orang, pengecualian kalau orang ini punya cacat bawaan ya, atau abis tersiram air keras gitu. (ughhh..)

Apalagi kalo dilihatnya pake cinta, muka yang sebenernya biasa aja bisa terlihat macam bintang Hollywood, bahkan kambing dibedakin pun kliatan cantik, hehehe..yang terakhir itu hiperbola sih. Engga sih, intinya yah ga bisa menilai seseorang cuma dari wajah aja, tergantung hatinya juga. Kalo tampang pas-pasan tapi baik hati, maka ia akan terlihat satu tingkat lebih cantik. Sedangkan orang dengan wajah cantik banget, tapi suka jutek dan cuma mau bergaul sama orang2 tertentu aja, wajahnya pun akan terlihat lebih jelek 1 tingkat, ya..ato minimal keliatan kalah cantik lah sama yang biasa tapi baik hati tadi.

Jadi gimana ya orang-orang menilai seseorang yang berwajah cukup-cukup aja, ga cantik-cantik amat, tapi ga bisa dibilang jelek, tapi suka bertampang bete, jarang senyum, suka cepet sebel kalo harus nunggu lama, dan bergaul dengan orang-orang tertentu aja?!
Hmmm, kalo aku sih…hehehe..bilang biasa aja.

Kesimpulannya:
Cantik / Ganteng itu memang relatif, tidak hanya melihat penampilan fisik semata, tapi terdapat aspek-aspek lainnya yang bisa memberi nilai plus atau minus.
Kalo jelek, mmm, relatif juga. Dan penilaiannya tampaknya lebih tidak objektif dibandingkan penilaian ke-cantik-an. Lebih mengedepankan sisi emosional penilai-nya. Contoh, kalo lagi sebel sama orang, orang itu akan kelihatan jelek banget.

"Seseorang terlihat Cantik / Ganteng karena anda mencintainya"

Jalur Pendakian Gunung Salak

   Gunung Salak sejak jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, dahulu terdapat patunpemujaan di puncak gunung Salak. Terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang sering dikunjungi para pejiarah. Di kaki Gunung Salak banyak terdapat tempat-tempat keramat, makam keramat ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu Siliwangi . Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim penghujan jalur menjadi becek seperti rawa, licin sekali dan banyak lintah. Selain itu angin seringkali bertiup kencang.

Gunung ini dapat didaki dari beberapa jalur diantaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, dari Cangkuang ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.


JALUR CANGKUANG CIDAHU
Wana Wisata Cangkuang Cidahu ini selain menjadi tempat perkemahan dengan pemandangan air terjun yang indah, sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Kawah Ratu. Dari Jalur ini pendaki juga dapat menuju ke puncak gunung Salak I. Dari Jakarta kita dapat menggunakan bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi turun di Cicurug. Selanjutnya dari Cicurug disambung dengan mobil angkot jurusan Cidahu.

Di sekitar pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat warung-warung makanan. Untuk menuju ke air terjun kita harus turun ke bawah dari MCK di dekat pintu masuk pendaftaran. Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan waktu sekitar 8 jam.

Dari Bumi perkemahan menuju Shelter I Jalur awal curam berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian kita akan menempuh jalur yang berfariasi, datar, naik dan turun.

Menuju Shelter II jalur mulai lembab dan basah, dimusim penghujan banyak terdapat pacet. Beberapa sungai kecil akan kita lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Kita akan menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di sarang mereka disekitar jalur ini.

Di Shelter II ini terdapat tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang masih lebat. Di dekat Shelter II ini terdapat sungai yang kering pada saat musim kemarau.

Menuju Shelter III kita akan melewati jalan-jalan yang becek, berlumpur dan banyak pacet terutama di musim hujan. Di beberapa tempat jalur berupa tanah licin yang curam, namun kita masih agak tertolong adanya akar-akar pohon. Shelter III tempatnya luas dan terdapat sungai yang jernih, di tempat ini pendaki dapat mendirikan tenda.

Untuk menuju Shelter IV jalur semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah. Di beberapa tempat kita akan melewati tempat-tempat becek yang kadang kedalamannya mencapai dengkul kaki. Jalur akan semakin parah pada saat musim hujan dan banyak sekali pacet. Kita akan melewati dua buah sungai yang jernih airnya, sebaiknya kita mengambil air bersih disini karena disini lah sumber air bersih terakhir terutama di musim kemarau.

Shelter IV berupa persimpangan jalan, untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan. Di shelter IV yang cukup luas ini pendaki juga dapat mendirikan tenda. Di sebelah kanan shelter IV terdapat sungai kecil yang kering dimusim kemarau.

MENUJU KAWAH RATU
Dari Shelter IV masih diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju Kawah Ratu. Kawah ini terdiri 3 kawah; Kawah Ratu (paling besar), Kawah Paeh (kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup). Kawah Ratu termasuk kawah aktif dan secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang.

Dianjurkan agar berhati -hati setibanya di kawasan Kawah Ratu, perhatikan jalan yang dilalui. Di kiri-kanan tampak letupan -letupan kecil kawah aktif yang bersuhu sangat panas. Kawah ratu berupa sungai dengan batu-batuan belerang yang menghasilkan panas, air yang mengalir terasa hangat ada juga yang sangat panas. Banyak wisatawan baik tua maupun anak-anak datang ketempat ini untuk mandi dan melumuri badan dengan belerang yang berkasiat menghilangkan penyakit kulit maupun memutihkan badan. Sebaiknya kita tidak berlama-lama di Kawah Ratu terutama di musim penghujan. Dilarang mendirikan tenda di Kawah Ratu dan tidak minum air Kawah Ratu yang sudah bercampur dengan air belerang.

MENUJU PUNCAK GUNUNG SALAK
Dari Shelter IV kita berbelok ke kanan setelah melewati sungai kecil kita akan bertemu dengan jalur lama di sebuah tempat yang agak luas. Untuk menuju ke puncak kita berjalan ke kiri mengikuti pagar kawat berduri. Jalur agak landai menyusuri punggung gunung yang becek dan di selimuti hutan lebat. Di sisi kiri dan kanan jalur ini banyak ditumbuhi pohon pandan yang daunnya berduri tajam menghalangi jalan, sehingga kita perlu agak hati-hati.

Di musim penghujan jalur ini sangat becek seperti rawa-rawa dan banyak pacet/lintah. Berhubung jalur ini jarang dilalui dan seringkali hilang tertutup pohon dan rumput sebaiknya membawa golok untuk membuka jalur. Setelah 1 jam melintasi rawa-rawa Jalur semakin curam melintasi akar-akar pohon dan bebatuan menyusuri sisi tebing yang sangat berbahaya. Jalur kadang sedikit menurun, agak landai, kemudian kembali menanjak tajam. 1 jam kemudian kita akan sampai di Shelter 3 jalur lama.

Dari Shelter 3 menuju Shelter 4 kita membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan melintasi akar-akar pohon, yang tertutup tanah lunak sehingga kaki bisa kejeblos. Bila angin bertiup kencang maka pohon-pohon akan bergoyang dan tanah yang kita injak pun akan bergoyang. Dari tempat ini kita dapat melihat Kawah Ratu dengan sangat jelas. Di sekitar daerah ini kadangkala kita akan mencium bau belerang yang berasal dari Kawah.

Jalur ini sangat sempit dengan sisi kiri kanan berupa jurang yang curam dan dalam. Jalur berfariasi sedikit turunan kemudian sedikit landai, lalu kita mulai mendaki punggung yang curam kembali. Shelter IV ada sedikit ruang untuk mendirikan 1 buah tenda kecil dengan sisi kanan berupa jurang. Bau belerang yang berasal dari Kawah Ratu kadang tercium ketika angin bertiup ke arah puncak gunung.

Sekitar 1 jam menuju Shelter 5 jalur sedikit menurun kemudian kembali menanjak tajam, menyusuri punggung gunung di antara akar-akar pohon-pohon. Kemudian kita akan memanjat tebing batu curam, kedua tangan kita harus mencari pegangan batu, sehingga semua barang bawaan harus diikat atau dimasukkan kedalam tas. Di Shelter 5 pendaki dapat mendirikan tenda, tempat ini agak luas sehingga bisa digunakan untuk mendirikan beberapa tenda.

Menuju Shelter 6 memerlukan waktu sekitar 1 Jam Jalur semakin curam dan berbahaya, jalur begitu sempit sehingga tidak ada tempat untuk beristirahat. Menuju Shelter 7 jalur semakin curam dan berbahaya kita perlu waktu sekitar 1 jam untuk mendaki punggung gunung yang semakin menanjak. Jalur kebanyakan melintasi akar-akar pohon sehingga bila angin bertipu kencang kita pun akan bergoyang-goyang sehingga menggetarkan jantung.

Dari Shelter 7 kita hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menuju puncak gunung Salak I, jalur sudah tidak terlalu curam lagi, masih melintasi akar-akar pohon dan batu-batuan berselimut tanah gembur.

Puncak gunung Salak I masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, tempat ini sangat luas dapat digunakan untuk mendirikan beberapa tenda. Terdapat beberapa makam kuno salah satunya makam Embah Gunung Salak. Terdapat juga sebuah pondok untuk beristirahat bagi para pejiarah, Air hujan dari pondok ini ditampung dalam sebuah bak penampungan, sehingga dapat digunakan oleh para pendaki dan para pejiarah. Angin kencang sering bertiup, terutama di musim penghujan.

Untuk mendaki gunung Salak sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim kemarau, biasanya jalur tidak terlalu becek, kemungkinan hujan tidak turun, tidak ada pacet / lintah, angin tidak terlalu kencang. Di musim penghujan jalur tertutup tanaman harus membawa golok untuk membuka jalur terutama alang-alang dan daun pandan yang berduri tajam. Lakukan pendakian pada siang hari karena pendakian di malam hari sangat berbahaya berhubung banyaknya jalur-jalur yang sempit menyusuri jurang, juga banyaknya jalur yang memerlukan bantuan kedua tangan kita untuk berpegangan sehingga sulit memegang lampu senter.

JALUR CANGKUANG CIDAHU
Rute
1 Wanawisata Cangkuang Cidahu
2 Shelter 1 ( Jalur Baru )
3 Shelter 2 ( Jalur Baru )
4 Shelter 3 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai
5 Shelter 4 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai kecil
6 Kiri Ke Kawah Ratu / Kanan Ke Puncak Gunung Salak I
7 Shelter III ( Jalur Lama )
8 Shelter IV ( Jalur Lama )
9 Shelter V ( Jalur Lama )
10 Shelter VI ( Jalur Lama )
11 Shelter VII ( Jalur Lama )
12 Puncak Gunung Salak I

JALUR GIRI JAYA ( CURUG PILUNG )
Untuk menuju puncak Gunung Salak pendaki dapat melalui Jalur Giri Jaya dengan waktu tempuh sekitar 5 – 8 jam perjalanan. Jalur ini tepatnya berada di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju desa Giri Jaya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Ojek dari Cicurug dengan ongkos sekitar Rp. 7.500,- Atau pendaki dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Tidak ada kendaraan umum yang menuju Giri Jaya sehingga tempat ini tidak begitu dikenal.

Sesampainya kita di pintu masuk Wana Wisata Curug Pilung, dengan berjalan kaki beberapa meter kita akan melihat gapura pintu masuk Pasareyan Eyang Santri. Kita akan melewati kompleks makam yang penuh suasana magis. Jalan setapak di kompleks Pasareyan Eyang Santri sangat bersih dan rapi. Makam keramat ini seringkali dikunjungi oleh para pejiarah dari luar Sukabumi.

Dari kompleks pasareyan Eyang Santri kita berjalan melalui rumah-rumah penduduk, kemudian akan sampai di kebun-kebun penduduk. Setelah berjalan sekitar 15 menit kita akan sampai disebuah tempat yang sering digunakan Eyang Santri untuk bertapa. Di pertapaan ini terdapat MCK, pendaki harus mengambil air bersih disini karena selebihnya hingga mencapai puncak tidak terdapat mata air. Terdapat Air terjun yang sangat indah di bawah pertapaan Eyang Santri, air terjun Curug pilung di atasnya lebar seperti danau, baru airnya tumpah membentuk air terjun. Para pendaki yang berkemah di sekitar tempat ini harus berhati-hati, karena sering diganggu oleh babi hutan. Biasanya para pendaki menginap di Pondok Pak Irwan. Pak Irwan sangat baik banyak membantu para pendaki yang kesasar turun melalui jalur ini setelah mendaki Gunung Salak.

Dari Pertapaan Eyang Santri jalur masih agak landai melewati pohon-pohon damar yang masih pendek, di siang hari sangat panas namun pemandangan sangat indah. Bila cuaca bagus kita dapat menyaksikan puncak Gunung Gede dan Pangrango dengan sangat jelas. Lereng-lereng Gunung Salak sangat indah sekali, banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan lebat. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis. Sekitar 1 jam perjalanan jalur masih agak landai melewati jalan air yang sempit dan licin. Di beberapa tempat banyak ditumbuhi pohon pisang dan pandan.

Jalur mulai menanjak curam melewati tanah yang lunak sehingga sangat licin, di musim penghujan jalur ini sangat licin sekali dan banyak terdapat pacet. Di sisi jalur juga sering kita jumpai pohon pandan dengan daun yang berduri tajam menghalangi jalur. Pendaki tidak akan menemukan tempat yang cukup luas dan kering untuk mendirikan tenda. Sekitar 3 hingga 4 jam perjalanan kita akan sampai di sebuah makam Pangeran Santri. Di sekitar makam keramat ini terdapat mushola dan sebuah pondok. Di belakang pondok terdapat bak penampungan air yang berasal dari pipa saluran air.

Dari makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan tanah, sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang, tepatnya di shelter VII.

Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai melewati akar-akar pohon. Sekitar 1/2 jam kemudian kita akan sampai di puncak Gunung Salak I. Di puncak gunung Salak I ini terdapat makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H. Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah.

1 Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2 Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
3 Pertapaan Eyang Santri
4 Perkebunan Damar
5 Hutan
6 Makam Pangeran Santri
7 Shelter VII
8 Puncak Gn. Salak 1

JALUR GIRI JAYA ( CISAAT – CICURUG )
Untuk menuju ke desa Girijaya dari Jakarta naik bus (kereta) jurusan Sukabumi turun di Cicurug, kemudian disambung dengan menggunakan mobil angkot ke Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. yang hanya ada di pagi hari. Dapat juga di tempuh dengan menggunakan kendaraan ojeg yang ongkosnya berkisar Rp.10.000,- bila ingin berjalan kaki dapat memakan waktu sekitar 3,5 jam.

Pendakian di mulai dari gapura pintu masuk, menyusuri jalan berbatu. Di kiri kanan terdapat perkebunan, persawahan, dan pemukiman penduduk. Di sebelah kiri jalur terdapat sungai kecil yang sangat jernih, di sinilah pendaki harus mempersiapkan air untuk perjalanan karena di sepanjang perjalanan tidak terdapat mata air. Di depan mata kita nampak puncak gunung Salak dengan sangat anggunnya.

Dengan menyusuri punggungan bukit yang ditumbuhi semak-semak diselingi pohon jenis paku-pakuan kita bisa memandang lereng punggung gunung salak lainnya yang menjadi jalur Girijaya melalui Wana Wisata Curug Pilung. Dari kejauhan nampak pondok Irwan yang jauh dari pemukiman penduduk ditengah-tengah perkebunan damar. Tampak juga bangunan tembok berwarna putih yang kokon menjadi tempat bertapa Eyang Santri. Dibelakangnya tampak pula punggungan bukit yang membentuk jalur Cangkuang, Javana Spa nampak dari kejauhan berada ditengah-tengah rerimbunan kehijauan hutan tropis di lereng Gn. Salak.

Setelah berjalan sekitar 2 jam kita mulai memasuki kawasan yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Beberapa pohon telah ditebangi sehingga apabila pohon-pohon besar di punggungan gunung ini habis dikawatirkan jalur pendakian ini akan menjadi terbuka dan panas. Selanjutnya kita melintasi kawasan hutan jalur agak sempit dan licin terutana di musim hujan. Jalur pendakian seringkali tertutup oleh daun-daun yang berguguran, sehingga tanah apalagi bekas tapak kaki kadangkala tidak terlihat. Untuk itu sebaiknya melakukan pendakian di siang hari, begitu juga untuk turun gunung sebaiknya dilakukan di siang hari.

Sekitar 3 jam perjalanan kita akan sampai di makam Kanjeng Pangeran Santri. Di sekitar kompleks Makam Keramat ini terdapat bangunan pondok untuk para pejiarah, juga terdapat Mushola dan bak penampungan air untuk keperluan sembahyang, masak, mandi, terdapat juga sebuah WC sederhana.

Dari makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan tanah, dengan menempuh waktu sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang, tepatnya di shelter VII.

Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai melewati akar-akar pohon. Sekitar 1/2 jam kemudian kita akan sampai di puncak Gunung Salak I. Di puncak gunung Salak I ini terdapat makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H. Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah.

1 Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2 Cisaat
3 Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
4 Gapura pintu masuk Gn. Salak
5 Kebun dan Persawahan
6 Hutan
7 Makam Pangeran Santri
8 Shelter VII
9 Puncak Gunung Salak 1

PASIR RENGIT
Jalur pendakian dari Pasir Rengit, Cibatok ini untuk menuju ke Kawah Ratu medannya menanjak dan berbatu dengan air terjun Pasir Reungit di awal pendakian. Di rute ini bisa di jumpai dua kawah berukuran kecil, yakni kawah Monyet dan kawah Anjing. Pada musim hujan beberapa bagian medannya berubah menjadi saluran air alami.

Di sekitar desa Pasir Reungit terdapat Bumi Perkemahan dan tiga air terjun yakni, curug Cigamea satu, curug Cigamea dua, dan curug Seribu, yang dapat disinggahi sebelum ke Kawah Ratu.

Untuk menuju ke Pasir Reungit dari stasiun Bogor naik mobil angkot jurusan Bebulak. Kemudian dari terminal Bebulak disambung dengan mobil jurusan Leuwiliang, turun di simpang Cibatok. Dari Cibatok disambung lagi dengan mobil angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Bumi Perkemahan Gunung Bunder yang berakhir di Pasir Reungit.

Lahan dan Hutan Kritis

Ancaman global sudah di depan mata. Indonesia salah satu negara yang sangat rawan  terhadap dampak negatif  perubahan iklim. Perubahan iklim telah mengubah pola presipitasi (hujan) dan evaporasi (penguapan), sehingga berpotensi menimbulkan banjir di beberapa lokasi dan kekeringan di lokasi yang lain. Kenyataan ini sangat mengancam berbagai bidang mata pencaharian masyarakat di Tanah Air, terutama pertanian dan perikanan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan intensitas dan frekuensi perubahan cuaca yang mengkhawatirkan. “Kita berulang menghadapi banjir, kekeringan, dan kejadian-kejadian yang berawal dari penggundulan dan kerusakan hutan,” kata  mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar.

Persoalan pemanasan global dan perubahan iklim yang mengejala itu memperlihatkan bahwa berbagai aktivitas pembangunan yang dilakukan tidak atau kurang memperhatikan keberlanjutan ekologis, yang merupakan faktor mendasar bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Sejalan dengan gejala perubahan iklim, kelangkaan air (kekeringan) pada musim kemarau menjadi salah satu isu yang paling menonjol dalam sumber daya air. Demikian pula dengan persoalan kelangkaan dan kesulitan air yang layak pakai (air bersih). Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007 melaporkan, penurunan kualitas air disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air yang cenderung diperparah oleh gejala perubahan iklim.

Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang dilakukan Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Pulau Jawa (yang memiliki populasi dan industri tinggi), Bali, dan Nusa Tenggara Timur telah mengalami defisit air sejak beberapa tahun terakhir, terutama pada musim kemarau. Defisit air ini akan bertambah parah pada tahun-tahun mendatang akibat pertambahan penduduk dan meningkatnya kegiatan ekonomi.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, kondisi mata air di Jawa Timur sudah cukup kritis, sehingga diperlukan upaya penyelamatan terhadap yang masih tersisa. “Dari laporan yang saya dapat, dari 117 mata air yang ada, kini tersisa 53 sumber. Bahkan, ketika musim kemarau datang, sumber air hanya tersisa tiga. Kita perlu menyelamatkan sumber mata air dari kerusakan dengan melakukan konservasi melalui penanaman pohon di daerah sumber mata air, serta di sekitar daerah aliran sungai,” katanya.

Tak hanya di Jawa Timur, krisis air bersih terjadi di banyak kota di Indonesia, termasuk di ibukota RI, DKI Jakarta.  Dari data penelitian Walhi, 125 juta (65 persen) penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang kapasitas kandungan airnya hanya 4,5 persen saja.

Air merupakan isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini, karena air sangat penting bagi kehidupan. Adalah kenyataan, sekitar 85 persen masyarakat Indonesia masih mengonsumsi air yang kemungkinan besar terkontaminasi, karena lokasinya tidak memperhitungkan jarak dari tempat pembuangan tinja.

United States Agency for International Development  (USAID) dalam laporannya  (2007), menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir 100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri  E Coli dan Coliform. Kualitas air dari segi  bakteriologis untuk air minum sangatlah penting karena dapat menimbulkan penyakit dan kematian dalam waktu singkat.

Data dari Kementerian Kesehatan dan Bappenas tahun 2006, 19 persen kematian anak di bawah tiga tahun disebabkan oleh diare atau setara dengan 100.000 anak meninggal setiap tahun. Diare adalah pembunuh  kedua terbesar balita Indonesia setiap tahunnya.

Kerusahan lahan dan hutan
Kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab besarnya erosi dalam sebuah ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga dapat mengganggu pasokan/ketersediaan air untuk air baku air minum dan air untuk mendukung kegiatan-kegiatan domestik, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pertanian, industri, dan sebagainya.

Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007 melaporkan, dari 23 DAS yang ada, sebagian besar (82,6 persen) memiliki luas kawasan lindung kurang dari 30 persen. Walhi melaporkan,  60 dari 470 DAS yang ada di Indonesia dalam kondisi krisis. Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1991 terdapat ketentuan yang menyaratkan luas hutan minimal 30 persen di setiap ekosistem DAS.

Kerusakan sumber daya lahan dan hutan sudah sejak lama terjadi, karena negara hanya memikirkan keuntungan ekonomis semata, menjadikannya sumber devisa negara. Lebih-lebih ketika  pengelolaan  lingkungan hidup dilimpahkan ke pemerintah provinsi/kabupaten/kota, sejak tahun 2007 lalu. Kabupaten/kota defenitif baru hasil pemekaran, menjadikan sumber daya hutan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD), sehingga hutan beralih fungsi.

Namun, keuntungan tersebut harus ditebus mahal, dengan terjadinya kerusakan sumber daya lahan dan hutan. Jutaan hektar lahan kritis terbentuk karena pemanfaatan sumber daya yang kurang memperhatikan keberlanjutannya.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie mengungkapkan, kondisi hutan di Indonesia sudah mengkhawatirkan karena 1,8 juta hektar hutan hancur per tahun. “Data tersebut berdasarkan pengamatan dari tahun 2002 hingga 2005. Artinya tingkat kehancuran hutan mencapai dua persen setiap tahun atau setara dengan 51 kilometer persegi per hari,” tandasnya.

Dengan tingkat kerusakan yang 1,8 persen itu, Guinness Books of Record edisi 2008 mencatat  Indonesia sebagai negara yang hutannya mengalami kerusakan paling cepat di antara 44 negara yang masih memiliki hutan.

Laju deforestasi yang tinggi di Indonesia telah menyebabkan timbulnya jutaan hektar lahan kritis, diperkirakan mencapai 77 juta hektar, yang berada di dalam kawasan hutan dan luar kawasan hutan. Lahan dan hutan kritis yang mengalami kerusakan sangat parah dan terluas berada di di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Provinsi Riau.    

Kerusakan lahan dan hutan terjadi di mana-mana, dari Aceh hingga Papua. Di Papua, misalnya, luas kawasan hutan mengalami pengurangan sekitar 3,5 juta hektar dari sekitar 31,56 juta hektar pada dekade 1960-an hingga menjadi 28 juta hektar saat ini. “Pengurangan luas kawasan hutan Papua itu sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas pembangunan serta pengelolaan hutan, akibat pemekaran wilayah kabupaten/kota,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Marten Kayoi.

Sekitar tujuh kabupaten yang baru terbentuk di provinsi Papua yang berada di pegunungan tengah, wilayah administratifnya seluruhnya berada di dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Lorentz dan Taman Nasional Memberamo.

Bahkan di Jawa dan Bali, lebih kurang 91 persen dari hutan alam yang pernah ada kini telah berubah musnah dan beralih fungsi  untuk tujuan pertanian, transportasi, perkebunan, pemukiman dan sebagainya.
Mencermati kenyataan tersebut, penyelamatan tumbuhan asli Indonesia menjadi suatu keniscayaan dan harus memacu kita untuk mencegah punahnya tumbuhan sebagai aset yang tidak ternilai harganya untuk modal pembangunan dan masa depan bangsa. Soalnya, keanekaragaman hayati merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan nasional dan modal strategis dalam meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa.

Ilmuwan Indonesia berkelas dunia, Guru Besar Kimia Bahan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang, Dayar Arbain, mengatakan,  penelitian keanekaragaman hayati di hutan Sumatera ditemukan sejumlah senyawa untuk bahan baku obat dan sudah dipatenkan. Temuan senyawa itu  menjadi incaran negara-negara industri farmasi di dunia.

“Demi untuk kesejahteraan Indonesia, senyawa-senyawa kimia aktif biologis khusus untuk obat itu, tidak akan saya jual. Sebab, negara yang membeli bisa meraih keuntungan sedikitnya 200 juta dollar AS per tahun. Kalau itu saya lakukan, sama saja saya menjual Indonesia,” tandasnya. Ekstrak senyawa temuan Dayar pernah ditawari negara Jepang, Jerman, dan Belanda, dengan harga miliaran rupiah.

Yang mencemaskan Dayar Arbain sekarang, temuannya belum dikembangkan  sementara kondisi hutan sudah rusak parah. Bukan tidak mungkin, keanekaragaman hayati yang menjadi bahan baku obat itu punah. Padahal nilai kayu, tidak seberapa dibanding nilai tanaman obat itu kalau diindonesia dibangun industri obat-obatan, yang bisa menguntungkan sedikitnya 200 juta dollar AS per  tahun.

Adalah kenyataan, Indonesia dijuluki sebagai Megadiversity Country, karena memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, peringkat lima besar di dunia. Tercatat lebih dari 38.000 jenis tumbuhan, di mana 55 persen di antaranya merupakan jenis endemik.

Untuk pulau Jawa saja, ungkap  Ketua LIPI Umar Anggara Jenie, setiap 10.000 kilometer persegi terdapat 2.000 sampai 3.000 jenis tanaman endemik. Sedangkan di Kalimantan dan Papua mencapai lebih dari 5.000 jenis. Dan masih banyak keanekaragaman hayati lainnya yang berpotensi dan memiliki prospek secara ekonomis maupun keilmuan.

Sekretaris Utama LIPI Rochadi Abdul Hadi  menggarisbawahi, fakta di lapangan menunjukkan degradasi habitat yang berimplikasi pada penurunan keanekaragaman ekosistem, jenis, dan genetik memperlihatkan tren yang semakin mengkhawatirkan. Kegiatan-kegiatan merusak lahan dan hutan (gambut) di  berbagai daerah di Indonesia tidak hanya sebatas menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan sumber daya alam di sekitarnya, tetapi  juga menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai penyimpan dan penyerap karbon, sebagai daerah resapan air yang mampu mencegah banjir pada wilayah sekitarnya pada musim hujan dan mencegah instrusi air asin pada musim kemarau.

Kerusakan hutan juga berdampak terhadap kesehatan.  Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam buku Rencana Aksi Nasinal dalam Menghadapi Perubahan Iklim (2007) mengatakan, kekurangan akses terhadap air minum dan sanitasi, serta buruk dan rusaknya lingkungan akan membawa dampak yang membahayakan kesehatan. Tentang dampak yang membahayakan kesehatan itu, peneliti Sarah Olson dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, dalam laporan penelitiannya di jurnal Emerging Infectious Diseases (2010) mengatakan, pengundulan hutan di Amazon membantu nyamuk berkembang dan menyebabkan angka malaria melonjak. “Ditemukan 48 persen peningkatan dalam kasus malaria di satu wilayah di Brazil setelah 4,2 persen pohon lindung ditebang,” katanya.

Malaria disebabkan oleh parasit yang menularkan nyamuk, membunuh sekitar 860 ribu orang per tahun secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Brazil memiliki sekitar 500 ribu kasus malaria per tahun, sebagian besar disebarkan oleh nyamuk Anopheles.


Hal yang sama juga terjadi di  Indonesia. Perusakan hutan juga membuat kasus malaria meningkat. Data Kementerian Kesehatan, penyakit malaria masih merupakan penyakit menular dengan prevalensi terbesar, yakni 2,85.

Solusi: Pelestarian Hutan
Karena  kerusakan lahan dan hutan berdampak terhadap krisis air, maka mendesak kiranya  dilakukan berbagai upaya pengelolaan sumber daya lahan dan hutan. Lahan dan hutan yang kritis dan gundul, harus dihijaukan kembali. Mungkin  berbagai program sudah, sedang, dan akan dilaksanakan.  Sejak tahun 2005 lalu, misalnya, ada program pengembangan Lahan Pertanian Abadi (Lestari) 2025, yang ditetapkan oleh Presiden dengan luas yang ditargetkan 15 juta hektar.

Sekarang dengan isu pemanasan global, ajakan penanaman pohon bergema ke mana-mana. Menanam pohon adalah upaya awal mengurangi pemanasan global. Perusahaan-perusahaan dalam program corporate social responsibility (CSR), kini menggalakkan penanaman pohon. Danone Aqua, misalnya, hingga 2010 ini sudah ada 300.000 pohon yang ditanam.

“Target hingga 2011 nanti bisa ada 700.000 pohon yang akan ditatam. Kami tidak mementingkan jumlah pohon yang ditatam, tapi bagaimana kesinambungan penanaman pohon ini terus berlangsung. Sebab, pelestarian lingkungan demi melindungi pemenuhan kebutuhan sumber daya alam bagi manusia sungguh merupakan suatu yang tak bisa ditawar-tawar,” kata Pimpinan Danone Aqua, Parmaningsih Hadinegoro, yang 5 Agustus lalu mewakili Aqua menerima penghargaan dalam  Indonesia Green Awards 2010. Dalam penghargaan tersebut, Agua mendapat Gold Award pada kategori Green CSR dan Green Manufacture.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan hingga 2013 program penanaman satu miliar pohon. “Sampai saat ini sudah terlaksana sebanyak 30 juta-an pohon. Kita berkeyakinan target penanaman pohon tersebut bisa tercapai bila seluruh pemangku kebijakan, swasta, BUMN, dan masyarakat sama-sama menanam pohon di lingkungan masing-masing,” kata Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan RI, Indri Astuti.

Pohon-pohon yang ditanam, lanjut Indri Astuti,  sebaiknya juga dipelihara sampai pohon itu jadi dan bermanfaat bagi semua. Kegiatan penanaman satu miliar pohon ini akan membantu Indonesia dalam mengurangi emisi karbon hingga 26 persen pada 2020 dan bila program itu dibantu asing, maka emisi karbon yang dikurangi bisa mencapai 40 persen.

Jika pohon yang ditanam jenis Trembesi, maka dapat menurunkan konsentrasi gas karbon dioksida secara efektif dalam waktu yang lebih singkat. Sebab, dari hasil penelitian pakar dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Endes N Dahlan, satu batang pohon Trembesi (diameter tajun 15 meter) mampu menyerap 28,5 ton gas karbon dioksida setiap tahun.

Penasehat khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim, George Soros, ketika bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 10 Mei 2010 lalu, mengatakan, peran Indonesia untuk mendorong mengatasi pemanasan global sangat besar.

“Saya ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal PBB untuk memantau langkah pencegahan global warming. Indonesia salah satu yang memimpin dan Presiden pegang peranan penting dengan menawarkan 26 persen kurangi emisi dan lebih dari itu bila ada asistensi,” katanya.

Peran Indonesia dalam mencegah dan atau mengendalikan gejala perubahan iklim ini akan sangat berarti. Kawasan hutan yang luas sangat potensial  sebagai tempat menyerap karbon demikian pula dengan lautan, yang luasnya dua per tiga dari luas wilayah Indonesia, yang dianggap memiliki potensi yang sangat besar dalam mencegah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim karena kemampuan menyerap karbon dioksida.

Konservasi  Sumber Daya Air
Penanaman pohon dalam program satu miliar pohon, tentu tak sebatas bagaimana karbon dioksida bisa terserap banyak. Melainkan juga untuk menghasilkan sumber daya air. Kepala Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sumarto, yang dihubungi Senin (23/8) mengatakan, setiap satu pohon yang ditanam, selama daur hidupnya akan menghasilkan 250 galon air.

“Setiap pohon yang ditanam dalam ekosistem hutan tropis pegunungan, selama daur hidupnya akan menghasilkan air 250 galon air. Saat ini, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang luasnya 22.851 hektar, menghasilkan 231 miliar liter air per tahun,” paparnya. “Saat ini ada 20 perusahaan air dalam kemasan yang berada di hilir TN Gunung Gere Pangrango,” tambahnya.

Kebanyakan kita kurang menyadari bahwa, walau Indonesia memiliki sungai, danau, waduk, dan rawa yang relatif banyak sebagai potensi sumber daya air selain air tanah, namun tidak semuanya bisa digunakan untuk kepentingan air bersih. Apalagi kalau lahan dan hutan mengalami rusak parah, yang jumlahnya mencapai 77 juta hektar, tentu potensi sumber daya air menjadi berkurang.

Menurut Maude Barlow dan Tony Clarke (Blue Gold, 2005), jumlah air di planet Bumi kira-kira 1,4 miliar kilometer kubik. Dari jumlah itu, air tawar yang tersedia hanya 2,6 persennya atau 36 juta kilometer kubik. Tak banyak volume air tawar yang dapat dinikmati manusia dari siklus air yang berlangsung cepat, yaitu hanya sekitar 0,77 persen dari total air tawar yang ada di alam, atau hanya 11 juta kilometer kubik.
Makanya jangan heran krisis air terjadi di mana-mana. Tak hanya di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain.

Upaya penyelamatan lingkungan, termasuk di antaranya  penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Hal ini tak bisa ditawar-tawar. Apalagi Indonesia dalam visi airnya, telah mencanangkan menuju terwujudnya kemanfaatan air yang mantap, yang berdaya guna, dan berhasil guna, serta berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Salah satu cara adalah dengan laku budaya hemat air dan ramah lingkungan seluruh komponen masyarakat. Gerakan hemat air harus lebih digalakkan.

Aksi lain yang perlu diimplementasikan adalah memperbaiki jaringan hidrologi di tiap wilayah sungai sebagai pendeteksi perubahan ketersediaan air maupun sebagai perangkat pengelolaan air dan sumber air.
Mengadakan inventarisasi DAS yang mengalami pencemaran, namun tingkat penggunaan airnya sangat tinggi di Jawa untuk dapat ditentutan prioritas penanganannya. Sekaligus meningkatkan daya dukung DAS dengan mencegah kerusakan dan memperbaiki daerah tangkapan air sebagai daerah resapan air melalui upaya korservasi lahan.

Melaksanakan pembangunan situ, embung, dan waduk, karena tempat-tempat penampungan air tersebut dapat digunakan sarana menyimpan air di musim hujan sehingga bisa dimanfaatkan airnya di musim kemarau. Juga penting mengadakan perubahan pola operasi dan pemeliharaan waduk dan bangunan pelengkap/penunjangnya untuk menyesuaikan dengan adanya peningkatan intensitas hujan dan berkurangnya curah hujan sebagai dampak adanya perubahan iklim.

Penting juga melembagakan pemanfaatan informasi prakiraan cuaca dan iklim secara efektif dalam melaksanakan operasi dan pengelolaan air waduk, sehingga dapat menekan resiko kekeringan dan kebanjiran lebih efektif.

Penelitian geohidrologi untuk mengetahui cekungan-cekungan air tawan juga penting, sehingga dapat dibangun dan dipertahankan situ-situ, danau-danau, dan pembangunan resapan air serta penampungan air, baik di gedung-gedung maupun di dalam tamah. Perlu dilakukan pengawasan terhadap kewajiban pemilik gedung untuk membuat resapan air dan penampungan air.

Gerakan Indonesia hijau dengan menanam pohon harus terus digalakkan. Pada anak-anak, remaja, dan  generasi muda harus ditanamkan budaya “Muda Menamam, Tua Memanen”. Jadi, menanam pohon bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi berkelanjutan.

Hal lain yang perlu kita lakukan adalah memanen hujan. Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut untuk dimanfaatkan pada musim kemarau dengan membangun sarana infrastruktur penampung air seperti waduk, embung, situ, sumur-sumur resapan, lubang resapan biopori, dan tandon air. Upaya ini juga dimaksudkan untuk mencegah bencana banjir yang selalu datang pada musim hujan.

Perlu juga perencanaan dan pelaksanaan strategi nasional pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Melakukan rehabilitasi pengelolaan air di daerah lahan gambut pada kanal-kanal terbuka dengan membangun sistem buka-tutup pada kanal tersebut untuk menjaga kestabilan muka air tanah. Dan menginventarisasi daerah lahan gambut sesuai dengan karakteristiknya dan perlu dibuat penataan ruang lahan gambut sesuai karakteristik tersebut.

Mencermati pengalaman negara Australia ketika membantu penanganan kebutuhan air bersih masyarakat pascagempa di Sumatera Barat, 30 September 2009 lali, yang mengembangkan teknologi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar yang dapat diminum, maka teknologi itu ke depan perlu dikembangkan di Indonesia, terutama di daerah-daerah krisis air bersih. (YURNALDI)

Sumber : http://sains.kompas.com